A
Arbitrage pricing theory (APT).
Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan
ekspektasi return saham, tetapi dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang
berbeda. APT menggunakan asumsi bahwa return dari suatu perusahaan dipengaruhi
oleh banyak faktor termasuk kondisi makro ekonomi.
Ross, S. 1976. The Arbitrage Theory of Capital Asset Pricing. Journal
of Economic Theory, 13(3): 341–360
B
Bird in the hand theory menyatakan bahwa investor jauh lebih
menghargai pendapatan yang diharapkan dari dividen daripada pendapatan dari
keuntungan modal karena komponen hasil dividen, D1/P0 lebih
tidak berrisiko dibandingkan dengan komponen g
(growth/pertumbuhan) Menurut bird in the hand theory, nilai
perusahaan akan dimaksimalkan dengan menentukan rasio pembayaran yang tinggi.
diperkenalkan oleh Gordon dan Linter
C
CAPM (Capital Asset Pricing Model). Model yang menghubungkan risiko dan
return yang diharapkan. Teori CAPM disusun dengan berdasar pada model
portfolio yang dikembangkan oleh Markowitz (1959). dalam teori CAPM, beta
merupakan satu-satunya faktor risiko yang relevan dalam mengukur risiko sekuritas.
Sharpe, W. F. 1964. Capital Asset Prices: a Theory of Market Equilibrium
Under Conditions of Risk. Journal of Finance, 19: 425-442.
Lintner, J. 1965. The Valuation of Risk Assets and the Selection of Risky
Investment in Stock Portfolios and Capital Budgets. Review of Economics
and Statistics, 47: 13-37.
Catering theory of dividend. keputusan membagikan dividen oleh manajer dipengaruhi oleh permintaan / sentimen investor terhadap dividen tunai. besarnya permintaan investor terhadap dividen tunai bervariasi setiap waktu.
Baker, Malcolm, and JeffreyWurgler. 2004. A catering theory
of dividends. Journal of Finance. 59:3, 1125–1165
D
Dow Theory. teori pertama dalam analisis teknikal. Bertujuan untuk
mengidentifikasi trend harga pasar saham dalam jangka panjang berdasarkan
data-data historis harga pasar saham di masa lalu.
Charles Dow 1899
I
irrelevance dividend policy (Dividend Irrelevance Theory) bahwa investor
tidak peduli antara dividen dengan keuntungan modal (capital gain). kebijakan
dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan maupun terhadap
biaya modalnya. nilai suatu perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan dasarnya
untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya.
Miller& Modigliani.1961.
Dividend policy, growth, and the valuation of shares. the Journal of Business.
Vol 34: 411-433
P
Pecking Order Theory, yaitu perilaku pendanaan perusahaan dimana
dalam suatu urutan struktur modal para manajer pertama kali akan memilih untuk
menggunakan pendanaan internal, penggunaan utang lebih dipilih daripada ekuitas
jika pendanaaan eksternal dibutuhkan.
Myers, S. C., Majluf, Nicholas S. 1984. Corporate Financing And Investment
Decisions When Firms Have Information That Investors Do Not Have. Journal
of Financial Economics 13 (1984): 187-221
Prospect Theory, model pengambilan keputusan investor dihubungkan dengan risiko. model ini adalah kritik terhadap expected utility theory. Investor lebih bersikap risk averse ketika menghadapi keuntungan dan lebih bersikap risk seeker ketika menghadapi kerugian.
Kahneman, D .Tversky, A. 1979. Prospect Theory: An Analysis of Decision
under Risk. Econometrica, 47(2), pp. 263-291
S
signaling theory of dividend, menyatakan bahwa investor menganggap
perubahan dividen sebagai sinyal prospek perusahaan di masa mendatang. Adanya
anggapan ini disebabkan terjadinya asymetric information antara manajer dan
investor, sehingga para investor menggunakan kebijakan dividen sebagai sinyal
tentang prospek perusahaan.
Bhattacharya, S. 1979. Imperfect Information, Dividend Policy, and
"The Bird in the Hand" Fallacy. The Bell Journal of Economics, Vol.
10, No. 1: 259-270.
Selain dividen, manajer dapat menggunakan struktur modal untuk memberikan isyarat mengenai prospek masa depan perusahaan. Sebuah perusahaan dengan prospek laba yang baik dapat memikul lebih banyak utang daripada perusahaan serupa dengan prospek laba yang rendah. Teori ini disebut pengisyaratan insentif (incentive signaling),
Ross S A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-Signalling Approach. The Bell Journal of Economics, Vol. 8, No. 1: 23-40.
Selain dividen, manajer dapat menggunakan struktur modal untuk memberikan isyarat mengenai prospek masa depan perusahaan. Sebuah perusahaan dengan prospek laba yang baik dapat memikul lebih banyak utang daripada perusahaan serupa dengan prospek laba yang rendah. Teori ini disebut pengisyaratan insentif (incentive signaling),
Ross S A. 1977. The Determination of Financial Structure: The Incentive-Signalling Approach. The Bell Journal of Economics, Vol. 8, No. 1: 23-40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar